Senin, 17 Desember 2012

Peluang Usaha Tani Cabai

Para petani cabai di Karanganyar meraup keuntungan empat kali lipat dalam panen kali ini. Saat menanam cabai dulu, mereka hanya bermodal Rp 30 juta.

Kini, cabai hasil panen bisa dijual Rp 114 juta per hektare. ”Meski cuaca ekstrem, kami tidak terganggu. Buktinya, hasil panen ini bagus-bagus,” kata Tri Wirdaningsih, salah seorang petani di Karangpandan, Kamis (3/3). Menurut dia, masa tunggu panen cabai membutuhkan waktu antara tiga setengah bulan hingga empat bulan.

”Masa panen tidak bisa satu hari penuh. Untuk memanen cabai butuh waktu satu setengah bulan,” ujarnya. Kebetulan, saat panen tersebut, dia mendapat kunjungan dari Bupati Rina Iriani dan Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Tanaman Pangan dan Kehutanan (Distanbunhut) Siti Mesyaroch, berserta jajarannya. Dia mengatakan, distribusi cabai jenis TM 88 tersebut belum sampai ke luar kota.

”Paling-paling hanya pasar lokal dan Solo saja. Bahkan mereka kulakan cabai di sawah. Bukan petani yang menyalurkan ke pasar-pasar,” tandasnya. Ekspor Bupati Rina menarget, dalam beberapa tahun ke depan Karanganyar sudah bisa mengekspor cabai ke luar negeri. ”Peluang ini harus ditangkap petanik. Cabai itu komoditas yang selalu dicari, bahkan di pasaran dunia. Jadi kami dorong petani untuk menanam. Kami target ke depan bisa distribusi ke luar negeri,” ujar Rina.

Pihaknya akan menjadikan Kecamatan Karangpandan sebagai sentra cabai. Mengingat, hasil pertanian Karangpandan adalah nomor satu dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan yang lain.

”Kami akan menjadikannya sentra cabai, baik besar maupun rawit,” tandasnya.

Saat ini tanaman cabai di Bumi Intanpari ini mencapai luasan sekitar 50 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan seperti Tawangmangu, Mojogedang, Karangpandan, dan Kerjo. ”Namun, yang lebih cocok untuk cabai memang Karangpandan”.

Bertani cabai memang sangat menguntungkan. hal ini disebabkan karena permintaan akan cabai dari waktu ke waktu yang semakin meningkat. Cabai tidak hanya di butuhkan oleh pasar lokal, namun dibutuhkan pula oleh pasar internasional.

Tingginya permintaan akan cabai disebabkan karena keguanaan dari cabai itu sendiri. Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.

Sumber :http://www.karanganyarkab.go.id